Sabtu, 10 Maret 2012

Nelayan TPI Tobelo Di Kantongi KPN


  Maraknya penada premium di Halmahera Utara sudah bukan rahasia lagi. Bahkan hingga kini antrian panjang masih terlihat di lokasi SPBU baik yang ada di Desa Wari maupun di desa Wosia Kecamatan Tobelo. Hal itu cukup meresahkan banyak pihak yang kuatir tidak mendapatkan premium untuk kebutuhan kendaraannya. Bahkan di kalangan nelayan pun sudah sangat kuatir tidak kebagian premium untuk kebutuhan mereka pada saat melaut nanti.  
Kekuatiran para nelayan itu, akhirnya menarik perhatian Kepala Pelabuhan Perikanan Pantai Tobelo, Jefri Hoata Spi. MH. Untuk menepis kekuatiran para nelayan, Jefri pun mulai melakukan pengawasan penyaluran premium dan solar yang ada di SPBN wosia Tobelo.  Hal itu perlu, karena menurutnya adanya SPBN  di areal pelabuhan Tempat Pelayanan Ikan (TPI)  memang diprioritaskan untuk nelayan. Maka sebagai kepala pelabuhan perikanan pantai, tentu merasa peduli terhadap nelayan dalam hal mendapatkan stok baik premium maupun solar. 
Kepada wartawan media ini (Kamis 08/03) dia menagatakan untuk menertibkan penyaluran premium dan solar, maka para nelayan akan dikantongi kartu pengenal yakni Kartu Prioritas  Nelayan (KPN). KPN ini akan disiapkan sesuai dengan jumlah nelayan yang ada dan itu sudah terdata oleh kantor Pelabuhan Perikanan Pantai. KPN ini hanya di berikan khusus kepada nelayan karena memang stok premium ataupun solar yang ada di SPBN memang diprioritaskan untuk nelayan. Maka pihak SPBN dalam melakukan penyaluran premium atau solar  harus memprioritas kepada nelayan yang tentu dengan KPN yang sudah di berikan.
KPN adalah sebagai identitas bahwa yang bersangkutan adalah nelayan, disamping itu dengan KPN para nelayan diharapkan mendapat  pembagian stok premium secara merata oleh pihak SPBN. Untuk itu kepada pihak SPBN dia  berharap agar jatah nelayan selalu diprioritaskan dan pembagiannya patut dilakukan secara merata. Sehingga ke depan tidak ada lagi kekuatiran atau keluhan dari para nelayan terkait dengan kebutuhannya untuk  premium ataupun solar.”pintanya”

Kepala PLN Tobelo Himbau, Pelanggan Hindari Calo


            Kharim Senen, Kepala PLN Cabang Tobelo mengklaim pemberitaan di salah satu media harian local yang memberitakan pemasangan baru di kenakan tarif sebesar 7 juta. Kepada wartawan media ini (Kamis, 08/03), Kharim mengaku terkejut dengan pemberitaan tersebut, pasalnya dalam pemasangan baru, pihaknya tidak pernah mematok tariff setinggi itu.
Sementara itu Kharim menegaskan bahwa klasifikasi tariff pemasangan baru, sebenarnya sudah jauh hari pihak PLN telah mensosialisasikan diantaranya untuk  pemasangan dengan BP 450 VA Rp 337.500, BP 900VA Rp 675.000, dan BP 1.300VA Rp 975.000 sedangkan untuk BP 2.200VA adalah Rp 1. 650.000.  dengan begitu jika ada tariff diatas itu, maka sudah pasti karena permainan para calo.
Menghindari Image buruk, pihak PLN tetap tegas kepada pegawai kontrak yang mencoba melakukan penawaran dan bermain harga pemasangan instalasi atau dalam bentuk apapun diluar dari prosedur PLN. Jika kedepatan maka tidak segan-segan yang bersangkutan akan di  berikan teguran dan bila bila perlu yang bersangkutan langsung di pecat.
Sebelumnya pada saat melakukan penertiban, memang pernah kedapatan banyak pelanggan yang rumahnya sudah terpasang instalasi listrik tanpa memakai meteran, dan ketika dilakukan pengecekan ternyata namanya tidak tedaftar dalam daftar pelanggan PLN dan terpaksa aliran listriknya harus diputuskan. Maka kedepan untuk mengantisipasi terjadinya hal seperti itu, Kharim pun menghimbau agar ke depan para pelanggan yang mau melakukan pemasangan baru sebaiknya  tidak melalui calo, tetapi langsung  mendatangi kantor PLN cabang Tobelo. Disamping itu dia berharap agar para pelanggan jangan tergiur dengan bujukan para calo yang menjanjikan pemasangan cepat dan siap nyala.  Karena selain tidak menjamin, juga sangat berisiko, pasalnya pihak PLN tidak akan bertanggungjawab jika bermasalah dikemudian hari.
  Disamping itu untuk meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, maka mulai bulan Januari kemarin pihak PLN khususnya di wilayah Indonesia timur sedang menerapkan program Penangulangan Reaksi Cepat 453 (PRC). Dimana dalam PRC 453 adalah untuk meningkatkan pelayanan cepat apabila ada laporan dari pelanggan tentang gangguan maka dengan respon 45 menit pihaknya langsung turun untuk menyelesaikan gangguan tersebut dengan minimal waktu paling lambat 3 jam.”ucapnya”     

BLH Halut Gelar Penanaman Pohon 1 Milyar


  Halut merupakan kab kepulauan yang terdiri dari daratan rendah dan daratan tinggi, perbukitan dan gunung-gunung berapi yang rawan terjadinya bencana alam karena secara kekuatan geologis mengakibatkan adanya fenomena alam di beberapa tempat. Selain itu terdapat beberapa deposit tambang yang potensial untuk dikelolah oleh perusahaan seperti minyak bumi, gas alam. Tembaga, emas, besi putih, tima, mangan, pasir besi dan kapur serta kekayaan SDA seperti hutan.

Melihat topografi yang unik, maka kondisi tanah di wilayah Halut rawan akan bahaya erosi, banjir, dan tanah longsor yang memang Indonesia berada di daerah tropis yang curah hujannya tinggi untuk itu pemanfaatan baik hutan maupun tambang harus diselenggarakan secara hati-hati, bijaksana dan berwawasan lingkungan agar tanah tidak rusak tanpa menutup Vegetasi yang menjadi sarana perlindungannya. Untuk itu Kementerian kehutanan telah meluncurkan berbagai program untuk perbaikan lingkungan diantaranya penanaman pohon. Seperti yang sementara di lakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Halut dengan program penanaman pohon 1 milyar.

Berlokasi di desa Kali Pitu kecamatan Tobelo Tengah, pagi tadi (Selasa, 06/03) dilangsungkan kegiatan penanaman satu miliyar pohon oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Halut bekerjasama dengan kementrian lingkungan hidup dan PT. Nusa Halmahera Mineral (NHM) dengan Tema “Ayo Sukseskan Gerakan Penanaman 1 Miliyar Pohon, One Billion Indonesian Trees”. Kegiatan ini di buka langsung oleh Drs. Piet Hein Babua (Sekda Halut) yang dihadiri oleh sekitar 100 orang diantaranya Subakti Salim (Kepala BLH Halut), Para Pimpinan Dinas Terkait, Para Kades Kecamatan Tobelo Tengah, Tobelo dan Tobelo Utara, Unsur Muspida.


  Drs. Piet Hein Babua, Sekertaris Daerah Halut pada sambutannya mengatakan Kegiatan program penanaman pohon 1 Miliyar merupakan agenda BLH yang didukung Pemkab Halut untuk dapat menanggulangi kerusakan lingkungan yang semakin cepat dan berharap akan terciptanya lingkungan hidup yang lestari yang bisa membawa perubahan iklim bagi manusia.

Selebihnya dia berharap agar Penanaman satu miliyar pohon tersebut kiranya dapat menambah tutupan lahan dan dapat mencegah terjadinya banjir dan erosi.  Pasalnya konservasi keanekaragaman dapat menyerapi karbon di amosfir untuk mencegahan dampak perubahan iklim. Disamping itu tentu juga dapat mendukung pembangunan ketahanan pangan, energy dan ketersediaan air untuk kesejateraan masyarakat. “ucapnya”

Sementara itu, Subakri Salim, Kepala BLH Halut kepada sejumlah wartawan  mengatakan pemanfaatan tanah untuk pembudidayaan pertanian yang kering di daerah hulu harus dilaksanakan dengan penuh perhitungan, mengingat wilayah Indonesia merupakan daerah Daerah Aliran Sungai (DAS) daerah rasapan yang mudah mengalami kerusakan yang menimbulkan banjir, erosi dan longsor. “ucaprnya”

Ciptakan Sinkronisasi Perencanaan Melalui Musrembang




            Untuk mendapat satu formula yang senergik, Dinas Bappeda Halmahera Utara lakukan musrembang di tingkat kecamatan.
              Fredi Tjandua, kepala Bapeda Halmahera Utara kepada sejumlah wartawan (Rabu 29/02)  menjelaskan, giat dari musrembang kecamatan yaitu untuk mensinkronisasi usulan-usulan perencanaan pembangunan desa yang ada di masing-masing kecamatan. Pasalnya dalam sebuah perencanaan itu tidak hanya dengan asal sekedar pembicaraan, karena berbicara perencanaan berarti berbicara soal koneksitas yang tentu disertai dengan landasan pikir yang sama. Sehingga sinkronisasi program perencanaan yang ada di Bappeda baik itu melalui PNPM ataupun P2TK dapat disinergikan dalam satu skema perencanaan tanpa harus di pilah-pilah. “jelasnya”
            Selebihnya Fredy mengatakan menciptakan sebuah skala prioritas harus dimulai dari rembuk desa. Untuk itu, mulai besok, (Kamis,01/03, red)  musrembang kecamatan akan mulai dilakukan di  4 titik yang berpusat di kecamatan Malifut, Kecamatan Kao, Kecamatan Tobelo Selatan dan keamatan Tobelo Tengah. Dari ke 4 titik tersebut diantaranya kecamatan Tobelo, Tobelo Tengah, Tobelo Selatan, Tobelo Barat, Tobelo Timur, Kao Utara, Kao, Kao Barat, Malifut dan kecamatan Kao Teluk.
            Perencanaan dinas Bappeda untuk melakukan musrembang di tingkat kecamatan, selain mendapat respon dari para camat, ternyata juga diresponi oleh seluruh kepala desa yang antusias hadir dalam kegiatan tersebut.
            Dengan dilakukannya musrembang kecamatan, Camat Malifut, Eklesia Ngangangor kepada wartawan media ini (Kamis, 01/03) berharap ada perubahan baru, teristemewa di bidang pembangunan infrastruktur, karena memang pembangunan infrastruktur menjadi skala prioritas di kecamatan Malifut. Disamping itu pembangunan drainase dan talut seperti di desa Ngofagita, Sosol, Peleri dan desa-desa lain sepanjang pesisir pantai kecamatan Malifut juga menjadi desakan prioritas. Pasalnya sebagian besar daratan pesisir desa sudah mulai terkikis habis. “keluhnya”
            Hal senada juga disampaikan Hamid Badili, Camat Kao Teluk, yang berharap ada perubahan pembangunan mulai dari tingkat kecamatan sampai ke tingkat desa. Disamping pembangunan infrastruktur, Jalan, drainase, talut atau lainnya yang memang menjadi skala prioritas kecamatan Kao Teluk, tetapi sebagai camat juga sangat berharap agar ada peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat baik di bidang pertanian maupun perikanan.  Untuk itu  dia berharap agar ke depan nanti ada bantuan jarring, pajeko untuk para nelayan dan juga bantuan untuk para tani seperti bibit pala dan bibit kayu jati.